Gempa 5,8 SR Guncang Jogjakarta

Anggota Komisi IX DPR RI Berhamburan
JOGJA - Gempa bumi berkuatan 5,8 skala richter (SR) mengguncang wilayah DIJ sekitar pukul 10.59, kemarin (21/12). Gempa berada pada 9.08 LS - 111.19 BT yang terletak di kedalaman 16 kilometer (Km) sekitar 140 Km tenggara Wonosari Gunungkidul. Gempa dengan durasi sekitar 10 detik itu sempat membuat panik warga Kota Jogja.

Bahkan, 13 anggota Komisi IX DPR-RI saat melakukan kunjungan kerja di Balai Kota Jogja pun berhamburan keluar dari ruang gedung. Mereka datang ke Jogja dalam rangka penyerapan aspirasi program kerja terkait dana alokasi umum (DAU) untuk bidang kesejahteraan rakyat (Kesra). Gempa terjadi, saat pertemuan dengan pejabat Kota Jogja berlangsung sekitar 45 menit.

Para wakil rakyat itu tampak panik dan tergesa-gesa keluar ruangan. Beberapa anggota Komisi IX yang berhamburan keluar antara lain ketua rombongan Ribka Tjiptaning, dan Rieke Dyah Pitaloka yang memang berada di dekat pintu keluar. Bahkan, artis yang dikenal dengan ’’Oneng’’ ini pun terlihat panik dan tergesa-gesa sambil menenteng laptopnya keluar ruangan.

’’Ya paniklah, meja tempat saya bergoyang-goyang. Saya ikut keluar ruangan,’’ kata pimpinan kunker Ribka Tjiptaning.

Pada saat gempa, rombongan wakil rakyat ini memang dianjurkan keluar ruangan. Para wakil rakyat pun kemudian berkumpul di halaman taman Balai Kota Jogja menunggu kondisi mereda.

Rombongan kunker baru melanjutkan agenda pertemuan sekitar 10 menit setelah gempa terjadi. Tidak ada kerusakan bangunan di kompleks Balai Kota Jogja akibat gempa bumi tersebut.  ’’Baru sekali ini kunjungan kerja diwarnai dengan gempa bumi,’’ kata anggota Komisi IX DPR-RI Nizar Shihab.

Sementara aktivitas perkantoran di Kota Jogja juga sempat panik akibat gempa tersebut. Sejumlah karyawan perkantoran berhamburan keluar karena takut gedung bangunannya ambruk.

’’Cukup besar gempanya. Meja kerja saya sempat bergeser beberapa sentimeter. Saya baru sadar, kalau ini gempa,’’ ujar Supriyadi, karyawan di bidang kontruksi banguan yang berkantor di Jalan Cantel, Baciro Jogja.
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jogja Budi Waluyo mengatakan, gempa yang terjadi di perairan lepas selatan DIJ itu masuk kategori sedang. Kekuatan gempa bisa dirasakan warga yang berada puluhan sampai ratusan kilometer dari pusat gempa. ’’Gempa skala sedang, warga Jogja yang jaraknya jauh dari pusat gempa ikut merasakan gempa itu,’’ katanya.

Budi mengatakan, gempa tersebut tidak menimbulkan tsunami. Dia menjelaskan, saat ini ombak di pantai selatan Jawa memang sedang tinggi karena pengaruh cuaca. Namun, kata dia, antara ombak tinggi dengan tsunami tidak saling berhubungan.

’’Ombak di pantai selatan sedang tinggi karena pengaruh angin. Dan gempa ini tidak menimbulkan tsunami. Jadi warga di pesisir pantai selatan Jawa tidak perlu kawatir adanya tsunami. Namun, ya harus waspada terhadap ombak tinggi karena cuaca,’’ jelasnya.

Di bagian lain, Kepala Badan Penyelidikan dan Pengembangan Kegunungapian (BPPTK) Jogjakarta Subandriyo menegaskan, gempa yang terjadi di sebelah tenggara Wonosari tidak berpengaruh terhadap aktivitas Gunung Merapi.

Menurut dia, berdasarkan pengalaman saat erupsi November lalu, juga terjadi gempa tekntonik di atas magnitud 5 SR sebanyak tiga kali.

’’Ketiganya (gempa tektonik) tidak memengaruhi aktivitas Merapi, termasuk gempa bumi yang baru saja (kemarin) terjadi,’’ ungkapnya.

Saat gempa terjadi, Menteri Pertanian Suswono beserta rombongan sedang melakukan kunjungan di lereng Gunung Merapi. Namun, rombongan menteri maupun warga di sekitar Merapi tidak merasakan getaran gempa tektonik tersebut.

Sementara itu dari Gunungkidul dilaporkan, para pedagang di pasar Argosari Wonosari buyar saat gempa terjadi. Suasana yang sama juga terjadi di berbagai kantor instansi pemerintahan di lingkungan pemkab Gunungkidul dan Mapolres Gunungkidul. Rata-rata mereka yang mengantor di gedung bertingkat langsung turun melarikan diri.

Salah seorang pedagang di pasar Agosari Wonosari Sumilah, 52, mengatakan, saat merasakan gempa dia, pedagang yang lain serta sebagian pembeli banyak yang ketakutan dan langsung berlarian ke luar. Mereka takut gempa mengakibatkan bangunan roboh.
’’Awalnya tidak mengira kalau gempa, tapi makin lama terasa getarannya dan langsung berhamburan keluar, takut gedungnya roboh,’’ katanya.

Hal senada juga diungkapkan seorang PNS dari Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Frans Edi Wardono. Dia mengaku awalnya tak sadar ada gempa. Tapi saat banyak pegawai lain yang berlarian dia kaget dan langsung reflek ikut berlari keluar ruangan untuk menyelamatkan diri.
’’Begitu merasakan adanya goyangan melihat banyak yang lari keluar saya ikut lari,’’ katanya.
Terpisah, anggota kepolisian dari polres Gunungkidul Rudi mengatakan saat merasakan adanya gempa yang begitu kuat banyak anggota polisi yang berhamburan lari keluar karena takut gempa akan lebih besar. ’’Memang saat gempa tadi banyak yang berhamburan keluar,’’ katanya.

Staf Badan Kesatuan Bangsa Politik Perlindungan Masyarakat dan Penaggulangan Bencana (Kesbangpolinmas dan PB) Gunungkidul Bambang Isbandi, mengatakan dari laporan yang diterima pihak kesbangpolinmas dan PB dari masing-masing koordinator SAR pantai, meski terjadi gempa aktivitas nelayan tetap normal. Pihaknya juga belum menerima laporan adanya kerusakan akibat gempa. ’’Situasi nelayan normal, laporan adanya kerusakan akibat gempa pun belum ada,’’ katanya.

0 komentar:

Posting Komentar

  • description

Video Gallery

Streaming Radio Karo