Sambut Hari Paskah, GKI Sumut Gelar Donor Darah

Medan, Dalam rangka menyambut hari Paskah tahun 2011, Gereja Kristen Indonesia (GKI) Sumut-Medan menggelar donor darah di Komplek GKI Sumut, Minggu (3/4). Kegiatan ini bekerjasama dengan Rumah Sakit Columbia Asia Medan.

"Sedikitnya ada 50 jemaat GKI Sumut yang ikut mendonorkan darahnya. Ini salah satu bentuk kepedulian kita untuk membantu orang lain yang membutuhkan darah," kata Ketua Paska GKI Sumut Medan Benny Harianto Sihotang SE didampingi Ridwan Hutabarat (Wakil Ketua Panitia).

Donor darah tersebut, katanya, merupakan salah satu dari beberapa rangkaian kegiatan dalam rangka Paskah tahun ini. Tanggal 9 April digelar seminar soal Jantung yang bekerjasama juga dengan RS Columbia Asia Medan. Kemudian, 10 April acara komisi anak.

Selanjutnya, pada 16 April dilaksanakan Kebaktian Padang dan family gathering di Komplek PTPN 2 Sibolangit. "Acara ini kita bekerjasama dengan Kodam yang membantu pelaksanaan outbond. Mereka juga membantu dua unit truk dan tiga bus. Pihak Polda Sumut juga memberi andil membantu pengamanan kegiatan kita selama disana," ucap Sihotang.

Hari puncak

Puncak acara Paskah dengan tema "Pikirkanlah Perkara yang di Atas, Bukan yang di Bumi" itu dilaksanakan pada 24 April 2011 di GKI Sumut-Medan. "Di hari puncaknya kita menggelar Kebaktian Fajar di GKI," tambah Sihotang lagi.

Dalam kerjasama ini, RS Columbia Asia menurunkan langsung Kepala Laboratorium dan UTD dr Rosita Sembiring dan sejumlah tenaga medis lainnya.

Menurutnya, donor darah sangat bermanfaat tidak saja bagi pendonor tapi juga bagi pasien. Karena, usia darah hanya tiga bulan. Secara fisiologis darah manusia akan dihancurkan oleh limpa. "Artinya, diambil tak diambil darah tersebut akan diperbarui lagi oleh limpa. Kalau begitu, lebih bagus didonorkan untuk membantu," jelasnya.

Dengan sistem teknologi terbaru saat ini, lanjutnya, darah yang diambil dari donor bisa diproses menjadi beberapa komponen seperti dadrah merah konsetrat, plasma dan trombosit.

"Sehingga satu kantong darah, bisa dimanfaatkan beberapa kebutuhan. Plasma yang bisa disimpan dalam lemari pendingin selama satu tahun. Jadi, sewaktu-waktu dibutuhkan pasien bisa digunakan. Gunanya untuk menghentikan pendarahan. Sedangkan darah merah, untuk anemia," ungkapnya.

Di sisi lain, dengan teknologi geltest, maka secara otomatis akan diketahui seseorang itu cocok atau tidak dengan darah yang akan ditransfusikan ke tubuhnya.

"Dengan geltest, bisa diketahui positif satu sampai empat. Sebenarnya, positif satu saja sudah tak cocok pasien menerima darah. Kalau teknologi manual, hanya bisa diketahui positif empat. Ini mengurangi dampak reaksi dari transfusi. Apalagi untuk pasien cuci darah dan kanker," jelas dr Rosita.

0 komentar:

Posting Komentar

  • description

Video Gallery

Streaming Radio Karo