Pasalnya, sampai saat ini warga yang tinggal di daerah perbatasan dengan Kabupaten Deliserdang itu terutama yang berada di kawasan kampung Karang Taruna tidak lagi menikmati air bersih yang berasal dari sumur bor bantuan pemerintah.
Akibatnya warga terpaksa membeli air dari sumur bor milik tetangga dengan harga Rp 40 ribu per bulan. “Airnya mengalir dua hari sekali selama dua jam atau setelah tiga tong air milik kami penuh,” kata Effendi, warga setempat.
Dikatakan, sekitar lima tahun lalu, PU Kota Medan membangun satu unit sumur bor. Namun, dua tahun belakangan ini sumur bor tersebut tidak berfungsi lagi karena mesin pompanya rusak dan dicuri. Bahkan tiang penyangga tangki air sumur bor itu sudah ada yang patah dan mengancam rumah warga.
“Air yang kami butuhkan terlalu mahal harganya. Pencarian kami satu bulan juga tidak banyak. Kami berharap Pemko segera memperbaiki sumur bor itu,” tambah Effendi.
Hal yang sama diakui Ibrahim Ali, warga yang diamanahkan PU untuk menjaga sumur bor tersebut. Menurutnya selama ini warga menggunakan sumur bor tersebut untuk kebutuhan memasak, minum, mandi dan mencuci dengan harga murah. Namun sejak sumur bor itu rusak warga terpaksa membeli air dari sumur bor tetangga dengan harga lebih mahal. “Kerusakan ini sudah kami laporkan ke Kepling dan lurah tapi sampai sekarang belum mendapat tanggapan. Rencananya, saya akan membongkar sumur ini agar tidak menimpa rumah warga,” kata Ibrahim Ali.
Sumber beritasore.com
0 komentar:
Posting Komentar